Baca Juga
HIJABERSWORLD.COM---Merupakan sebuah anugerah yang besar di dalam kehidupan kita ketika Allah mengirimkan kita orang-orang yang selalu ada di samping kita. Mewujudkan semua bahagia dalam tawa, merasakan semua luka bersama. Menggenggam kita saat hampir jatuh dan mengulurkan tangannya saat kita tumpang. Semua cita, semua duka dan semua luka dirasakan bersama seolah kita dan mereka mempunyai hari dan raga yang sama. Itulah sahabat sejati.
“Perumpamaan kaum mukmin dalam sikap saling mencintai, mengasihi dan menyayangi, seumpama tubuh, jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang lain akan susah tidur atau merasakan demam.” (HR. Muslim)
Sobat, sungguh betapa bahagia kita di dalam hidup ketika punya sahabat sejati. Namun terkadang, kita salah kamprah dalam memaknai arti sahabat sejati. Kita seringkali mengartikan sahabat sejati sebagai seseorang yang selalu mendukung kita dalam segala kondisi, mendukung semua mimpi dan membenarkan apapun yang kita lakukan bahkan terkadang hal tersebut adalah hal yang negatif sekali pun.
Parahnya Sobat, persahabatan terkadang dilandasi oleh kepentingan-kepentingan tertentu. Urusan selesai persahabatan pun usai. Ada juga persabahatan yang jalinannya begitu rapuh. Sedikit tersakiti, maka persahabatan pun berhenti. Jika demikian, bisakah kita menggangapnya sebagai sebuah persahabatan?
Sebagai seorang muslim yang orientasi hidup kita adalah akhirat, maka sebaik-baik sahabat bukan hanya mereka yang selalu menemani kita di dunia mengarungi pelik, sakit dan perih hidup bersama. Sahabat seharusnya juga dia yang mendampingi kita untuk menemui ridha Allah. Bagaimana pun dalam hidup, Allah adalah satu-satunya tujuan. Jangan sampai sebuah persabahatan yang kita jalin malah membuat kita jauh dari agama kita.
“ Seseorang itu adalah mengikut agama temannya, oleh itu hendaklah seseorang itu meneliti siapa yang menjadi temannya.” (HR. Abu Daud)
Kalau begitu, sebenarnya bagaimana ciri-ciri sahabat sejati dalam Islam?
Pertama, dia selalu mengingatkan kita kepada Allah
Sang sahabat sejati adalah dia yang menginginkan kita selalu bahagia. Tidak hanya bahagia di dunia tapi juga keselamatan akhirat. Hanya dengan selalu mengingat Allahlah maka kehidupan kita akan selamat dunia akhirat. Seorang sahabat sejati tidak akan menjerumuskan kita pada kegiatan-kegiatan atau hal-hal yang membuat kita lupa shalat, puasa dan ibadah lainnya.
Jika demikian bersahabatlah dengan dia yang kuat imannya sehingga kita pun bisa tertular dalam ketaatan kepada Allah. Diriwayatkan dari Abu Sa’id Al Khudri, Rasullulah Saw bersabda :
”Janganlah kamu bersahabat kecuali dengan orang mukmin yang bertaqwa”.
Kedua, rela dibenci dan dijauhi demi kebenaran
Terkadang kita berfikir, bahwa seorang sahabat sejati adalah seseorang yang selalu mendukung kita dalam segala hal. Mereka yang tidak pernah marah dan menyalahkan keputusan kita. Punya sahabat seperti itu tentu menyenangkan karena semua yang kita kerjakan tidak sedikitpun mendapat protes dan selalu didukung. Namun Sobatku, bagaimana kalau hal tersebut sebenarnya bukan hal yang positif dan sahabat kita tetap mendukung?
“Seorang mukmin adalah cermin bagi saudaranya. Jika dia melihat suatu aib pada diri saudaranya, maka dia memperbaikinya.” (Sanadnya Hasan)
Persahabatan sejati tidak sedangkal itu Sobat. Sobat sejati tidak akan membiarkan sahabatnya terjerumus pada hal-hal buruk. Seorang sahabat sejati rela dibenci karena mengingatkan yang benar daripada hubungan yang selalu akur namun membiarkan sahabatnya melakukan hal yang salah. Mereka sang sahabat sejati akan selalu bertindak sebagai pemberi peringatan bagi kita jika perbuatan kita mulai melenceng atau akan menimbulkan mudharat.
Ketiga, bagaimanapun gelisah di jiwa dia selalu menjumpaimu dengan wajah yang ceria
Setiap orang tentunya mempunyai masalah-masalaht tersendiri di dalam hidupnya. Tidak jarang masalah tersebut sangat pelik hingga membuat jiwa kita gelisah. Hal ini biasanya akan berdampak pada wajah kita yang murung dan cemberut.
Seorang sahabat sejati akan berusaha untuk menutupi itu, ketika menjumpai sahabatnya, seorang sahabat selalu menampakkan wajah yang ceria yang menunjukkan kegembiraannya bertemu sang sahabat. Rasulullah bersabda :
“ Jangan sepelekan kebaikan sekecil apa pun, meski hanya dengan menjumpai saudaramu dengan wajah berseri-seri.” (HR. Muslim dan Tirmidzi).
Keempat, sabahat sejati tidak menemani kita mengeluh
Mengeluh merupakan suatu kebiasaan “klasik” yang sering menjadi suatu kekhilafan bagi kita, baik keluhan seputar keluarga, rasa sakit, atau masalah rezeki. Seringkali ketika kita merasa suatu beban terlalu berat maka kita mencurahkannya pada sahabat kita. Seorang sahabat sejati tidak menemani kita mengeluh dengan turut pula mengeluhkan keadaannya yang lebih buruk.
Sahabat sejati tidak mengiyakan semua keluhan kita. Sahabat sejati dengan caranya masing-masing mengingatkan kita tentang yang positif, mengingatkan kita untuk bersyukur dengan semua yang Allah berikan baik berupa anugerah maupun ujian.
Kelima, menggenggam tanganmu saat hampir jatuh, mengulurkan tangan saat tumbang
Apapun yang terjadi pada kita, seorang sahabat sejati tidak akan meninggalkan kita, karena persahabatannya dilandasi karena Allah. Dia menyayangi dan peduli kita karena Allah bukan karena ada suatu kepentingan semata.
Dia akan selalu menemanimu dalam menghadapi setiap masalah, menopangmu saat kau rapuh. Dia sang sahabat sejati tidak akan pernah meninggalkanmu bahkan saat kamu berada di titip terendah sekalipun. Dia sang sahabat sejati akan mengulurkan tangannya agar kamu bangkit kembali untuk melanjutkan hidup.
“Orang mukmin dengan orang mukmin yang lain seperti sebuah bangunan, sebagian menguatkan sebagian yang lain.” (Shahih Muslim No.4684)
Keenam, dia senantiasa menjaga rahasia yang kita percayakan padanya
Ketika kita mempunyai sebuah rahasia, maka seorang sahabat sejati adalah tempat yang paling kita percaya untuk menceritakannya dengan harapan sahabat sejati tersebut bisa menjaganya untuk kita. Nah, seorang sahabat sejati, akan mati-matian menjaga agar rahasia itu tidak tersebar. Dia akan menutup mulutnya rapat–rapat untuk tidak menceritakan rahasia tersebut.
Sahabat sejati tidak akan mau berkhianat terhadap sahabatnya.
Anas bin Malik pernah diberi tahu tentang suatu rahasia oleh Nabi Saw. Anas berkata :
" Nabi Saw merahasiakan kepadaku suatu rahasia. Saya tidak menceritakan tentang rahasia itu kepada seorang pun setelah beliau (wafat). Ummu Sulaim pernah menanyakannya, tetapi aku tidak memberitahukannya.” (HR. Al-Bukhari)
Ketujuh, rela menyediakan waktunya untuk kita
Seorang sahabat sejati selalu ada untuk kita, terutama saat kita benar-benar membutuhkan dia untuk mencurahkah kesedihan, meminta bantuan pemecahan masalah yang kita hadapi. Seorang sahabat tidak membatas-batasi waktunya untuk kita.
Mereka tidak pernah mencari-cari alasan untuk tidak menemani jika jika memang mereka bisa. Mereka tidak pernah berucap lelah untuk mendengarkan atau menemani kita. Seorang sahabat sejati selalu ada untuk kita walau harus mengorbankan waktu-waktu istirahatnya.
“Tidaklah seorang menemani sahabatnya, meskipun hanya sesaat di siang hari, kecuali ia akan ditanya (tentang tanggung jawabnya) dalam persahabatan itu, apakah dia melaksanakan hak-hak Allah atau mengabaikannya.” (Al-Imam Al-ghazali dalam Ihya’ Ulumu al-Diin).
Masih ada ciri-ciri sahabat sejati kalau dirinci tetapi 7 ciri di atas sudah bisa mewakili secara umum. Semoga Allah mengirim kita sahabat-sahabat seperti itu ya Sob dan semoga kita pun bisa menjadi sosok sahabat sejati dalam Islam untuk orang di sekeliling kita. Nah, kira-kira siapa sahabat sejati dunia akhirat Sobat? []
Penulis : Yefra Desfita Ningsih
“Perumpamaan kaum mukmin dalam sikap saling mencintai, mengasihi dan menyayangi, seumpama tubuh, jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang lain akan susah tidur atau merasakan demam.” (HR. Muslim)
Sobat, sungguh betapa bahagia kita di dalam hidup ketika punya sahabat sejati. Namun terkadang, kita salah kamprah dalam memaknai arti sahabat sejati. Kita seringkali mengartikan sahabat sejati sebagai seseorang yang selalu mendukung kita dalam segala kondisi, mendukung semua mimpi dan membenarkan apapun yang kita lakukan bahkan terkadang hal tersebut adalah hal yang negatif sekali pun.
Parahnya Sobat, persahabatan terkadang dilandasi oleh kepentingan-kepentingan tertentu. Urusan selesai persahabatan pun usai. Ada juga persabahatan yang jalinannya begitu rapuh. Sedikit tersakiti, maka persahabatan pun berhenti. Jika demikian, bisakah kita menggangapnya sebagai sebuah persahabatan?
Beberapa orang muslimah. Photo via thestar
Sebagai seorang muslim yang orientasi hidup kita adalah akhirat, maka sebaik-baik sahabat bukan hanya mereka yang selalu menemani kita di dunia mengarungi pelik, sakit dan perih hidup bersama. Sahabat seharusnya juga dia yang mendampingi kita untuk menemui ridha Allah. Bagaimana pun dalam hidup, Allah adalah satu-satunya tujuan. Jangan sampai sebuah persabahatan yang kita jalin malah membuat kita jauh dari agama kita.
“ Seseorang itu adalah mengikut agama temannya, oleh itu hendaklah seseorang itu meneliti siapa yang menjadi temannya.” (HR. Abu Daud)
Kalau begitu, sebenarnya bagaimana ciri-ciri sahabat sejati dalam Islam?
Pertama, dia selalu mengingatkan kita kepada Allah
Sang sahabat sejati adalah dia yang menginginkan kita selalu bahagia. Tidak hanya bahagia di dunia tapi juga keselamatan akhirat. Hanya dengan selalu mengingat Allahlah maka kehidupan kita akan selamat dunia akhirat. Seorang sahabat sejati tidak akan menjerumuskan kita pada kegiatan-kegiatan atau hal-hal yang membuat kita lupa shalat, puasa dan ibadah lainnya.
Jika demikian bersahabatlah dengan dia yang kuat imannya sehingga kita pun bisa tertular dalam ketaatan kepada Allah. Diriwayatkan dari Abu Sa’id Al Khudri, Rasullulah Saw bersabda :
”Janganlah kamu bersahabat kecuali dengan orang mukmin yang bertaqwa”.
Kedua, rela dibenci dan dijauhi demi kebenaran
Terkadang kita berfikir, bahwa seorang sahabat sejati adalah seseorang yang selalu mendukung kita dalam segala hal. Mereka yang tidak pernah marah dan menyalahkan keputusan kita. Punya sahabat seperti itu tentu menyenangkan karena semua yang kita kerjakan tidak sedikitpun mendapat protes dan selalu didukung. Namun Sobatku, bagaimana kalau hal tersebut sebenarnya bukan hal yang positif dan sahabat kita tetap mendukung?
“Seorang mukmin adalah cermin bagi saudaranya. Jika dia melihat suatu aib pada diri saudaranya, maka dia memperbaikinya.” (Sanadnya Hasan)
Persahabatan sejati tidak sedangkal itu Sobat. Sobat sejati tidak akan membiarkan sahabatnya terjerumus pada hal-hal buruk. Seorang sahabat sejati rela dibenci karena mengingatkan yang benar daripada hubungan yang selalu akur namun membiarkan sahabatnya melakukan hal yang salah. Mereka sang sahabat sejati akan selalu bertindak sebagai pemberi peringatan bagi kita jika perbuatan kita mulai melenceng atau akan menimbulkan mudharat.
Ketiga, bagaimanapun gelisah di jiwa dia selalu menjumpaimu dengan wajah yang ceria
Setiap orang tentunya mempunyai masalah-masalaht tersendiri di dalam hidupnya. Tidak jarang masalah tersebut sangat pelik hingga membuat jiwa kita gelisah. Hal ini biasanya akan berdampak pada wajah kita yang murung dan cemberut.
Seorang sahabat sejati akan berusaha untuk menutupi itu, ketika menjumpai sahabatnya, seorang sahabat selalu menampakkan wajah yang ceria yang menunjukkan kegembiraannya bertemu sang sahabat. Rasulullah bersabda :
“ Jangan sepelekan kebaikan sekecil apa pun, meski hanya dengan menjumpai saudaramu dengan wajah berseri-seri.” (HR. Muslim dan Tirmidzi).
Keempat, sabahat sejati tidak menemani kita mengeluh
Mengeluh merupakan suatu kebiasaan “klasik” yang sering menjadi suatu kekhilafan bagi kita, baik keluhan seputar keluarga, rasa sakit, atau masalah rezeki. Seringkali ketika kita merasa suatu beban terlalu berat maka kita mencurahkannya pada sahabat kita. Seorang sahabat sejati tidak menemani kita mengeluh dengan turut pula mengeluhkan keadaannya yang lebih buruk.
Sahabat sejati tidak mengiyakan semua keluhan kita. Sahabat sejati dengan caranya masing-masing mengingatkan kita tentang yang positif, mengingatkan kita untuk bersyukur dengan semua yang Allah berikan baik berupa anugerah maupun ujian.
Kelima, menggenggam tanganmu saat hampir jatuh, mengulurkan tangan saat tumbang
Apapun yang terjadi pada kita, seorang sahabat sejati tidak akan meninggalkan kita, karena persahabatannya dilandasi karena Allah. Dia menyayangi dan peduli kita karena Allah bukan karena ada suatu kepentingan semata.
Dia akan selalu menemanimu dalam menghadapi setiap masalah, menopangmu saat kau rapuh. Dia sang sahabat sejati tidak akan pernah meninggalkanmu bahkan saat kamu berada di titip terendah sekalipun. Dia sang sahabat sejati akan mengulurkan tangannya agar kamu bangkit kembali untuk melanjutkan hidup.
“Orang mukmin dengan orang mukmin yang lain seperti sebuah bangunan, sebagian menguatkan sebagian yang lain.” (Shahih Muslim No.4684)
Keenam, dia senantiasa menjaga rahasia yang kita percayakan padanya
Ketika kita mempunyai sebuah rahasia, maka seorang sahabat sejati adalah tempat yang paling kita percaya untuk menceritakannya dengan harapan sahabat sejati tersebut bisa menjaganya untuk kita. Nah, seorang sahabat sejati, akan mati-matian menjaga agar rahasia itu tidak tersebar. Dia akan menutup mulutnya rapat–rapat untuk tidak menceritakan rahasia tersebut.
Sahabat sejati tidak akan mau berkhianat terhadap sahabatnya.
Anas bin Malik pernah diberi tahu tentang suatu rahasia oleh Nabi Saw. Anas berkata :
" Nabi Saw merahasiakan kepadaku suatu rahasia. Saya tidak menceritakan tentang rahasia itu kepada seorang pun setelah beliau (wafat). Ummu Sulaim pernah menanyakannya, tetapi aku tidak memberitahukannya.” (HR. Al-Bukhari)
Ketujuh, rela menyediakan waktunya untuk kita
Seorang sahabat sejati selalu ada untuk kita, terutama saat kita benar-benar membutuhkan dia untuk mencurahkah kesedihan, meminta bantuan pemecahan masalah yang kita hadapi. Seorang sahabat tidak membatas-batasi waktunya untuk kita.
Mereka tidak pernah mencari-cari alasan untuk tidak menemani jika jika memang mereka bisa. Mereka tidak pernah berucap lelah untuk mendengarkan atau menemani kita. Seorang sahabat sejati selalu ada untuk kita walau harus mengorbankan waktu-waktu istirahatnya.
“Tidaklah seorang menemani sahabatnya, meskipun hanya sesaat di siang hari, kecuali ia akan ditanya (tentang tanggung jawabnya) dalam persahabatan itu, apakah dia melaksanakan hak-hak Allah atau mengabaikannya.” (Al-Imam Al-ghazali dalam Ihya’ Ulumu al-Diin).
Masih ada ciri-ciri sahabat sejati kalau dirinci tetapi 7 ciri di atas sudah bisa mewakili secara umum. Semoga Allah mengirim kita sahabat-sahabat seperti itu ya Sob dan semoga kita pun bisa menjadi sosok sahabat sejati dalam Islam untuk orang di sekeliling kita. Nah, kira-kira siapa sahabat sejati dunia akhirat Sobat? []
Penulis : Yefra Desfita Ningsih
Siapakah Sahabat Sejati Dunia Akhiratmu? Intip 7 Ciri Berikut Ini
4/
5
Oleh
Editor