Baca Juga
HIJABERSWORLD.COM----Sebagaimana diketahui, hukum berhijab adalah wajib bagi
setiap wanita dalam Islam. Meskipun demikian, ternyata masih saja banyak yang enggan untuk berhijab. Zaman dahulu kita memang sering mendengar alasan orang enggan berhijab diantaranya takut akan kesulitan mendapat pekerjaan dan jodoh.
Hijab dianggap membatasi usaha mencari rezeki, mengingat dulu banyak instansi-instansi pemerintahan maupun swasta yag melarang pekerjanya memakai hijab. Selain itu hijab dihindari terkait adanya pandangan-pandangan primitif yang menyatakan wanita berhijab adalah wanita ekstrim yang kaku dalam pergaulan alias tidak up to date.
setiap wanita dalam Islam. Meskipun demikian, ternyata masih saja banyak yang enggan untuk berhijab. Zaman dahulu kita memang sering mendengar alasan orang enggan berhijab diantaranya takut akan kesulitan mendapat pekerjaan dan jodoh.
Hijab dianggap membatasi usaha mencari rezeki, mengingat dulu banyak instansi-instansi pemerintahan maupun swasta yag melarang pekerjanya memakai hijab. Selain itu hijab dihindari terkait adanya pandangan-pandangan primitif yang menyatakan wanita berhijab adalah wanita ekstrim yang kaku dalam pergaulan alias tidak up to date.
Saat ini, alasan-alasan seperti itu sudah tidak relevan. Sebagian besar instansi tidak lagi melarang pegawainya berhijab. Tak hanya itu, beberapa instansi justru menyarankan dan mewajibkan pekerja wanita untuk berhijab. Begitu juga, para pria juga tak lagi enggan untuk memilih istri berhijab. Malah mereka mendambakan wanita berhijab untuk jadi istrinya. Bisa dibilang, wanita berhijab dielu-elukan pria bahkan ada yang menikah dengan syarat calon wanita mau berhijab.
Sebagaimana wanita yang luar biasa dalam sejarah Islam, hijab juga tidak membatasi diri dalam berkarya. Tidak ada istilah bahwa wanita berhijab adalah wanita “kampungan” dan bodoh. Ini terkait kewajiban dalam agama.
Meskipun berhijab sebuah kewajiban yang tidak bisa ditawar dan berhijab di negara kita bukan hal asing lagi, masih saja banyak wanita yang belum berhijab. Ada-ada saja alasan mereka untuk menunda memakai hijab. Alasan yang paling tidak masuk akal dan sering digaungkan adalah “perbaiki hati dan perilaku dulu baru berhijab”.
Menurut mereka, memakai hijab itu munafik. Banyak yang penampilan luarnya saja yang Islami tapi hatinya tidak. Masih suka ngomogin orang, mengumpat, mengeluh, bahkan pacaran. Hal itu membuat mereka akhirnya punya alasan andalan untuk menunda berhijab.
“ Hijab hati dulu, baru hijab sebenarnya. Biar nggak munafik”, biasanya begitulah cara mereka menutup perdebatan masalah hijab.
Loh, sebenarnya memang harus hijab hati dulu baru berhijab atau bagaimana?
Lalu sampai kapan kita harus menunggu hati kita benar-benar bersih dulu baru berhijab?
Ketahuilah, sebagai sebuah kewajiban, memakai hijab harus disegerakan. Memakai hijab tidak butuh alibi. Dengan tidak memakai hijab, sama saja kita telah mengundang pandangan laki-laki yang bukan muhrim. Jangan marah dan merasa harga diri terluka kalau sering dijumpai laki-laki genit yang nakal dan menggoda.
Hal yang lebih penting, tidak menutup aurat berarti kita sudah menambah dosa tiap harinya. Kita juga mungkin akan santai saja melakukan dosa-dosa kecil lainnya karena tidak ada pengontrol pada diri kita.
Sahabat, jika seperti itu kapan hati kita akan bersih? Atau jangan-jangan hati kita malah tambah jauh saja dari sosok muslimah yang sesungguhnya.
Kapan kita akan masuk golongan wanita Islam yang sebenarnya?
Tanpa hijab, makin hari, dosa itu makin menumpuk. Sementara, usia terus berkurang.
Sahabat, jika seperti itu kapan hati kita akan bersih? Atau jangan-jangan hati kita malah tambah jauh saja dari sosok muslimah yang sesungguhnya.
Kapan kita akan masuk golongan wanita Islam yang sebenarnya?
Tanpa hijab, makin hari, dosa itu makin menumpuk. Sementara, usia terus berkurang.
Sahabat, mari kita ubah pandangan ini. Bagaimana kalau begini saja “ berhijab dulu, maka pelan-pelan hati kita akan bersih”
Bagaimana berhijab bisa membuat hati kita bersih?
Hijab adalah pengontrol dan dipertanggungjawabkan
Untuk orang yang ikhlas mau berhijab, maka ia akan mempertanggung jawabkan keputusannya. Hijab seolah menjadi mesin pengontrol dari setiap tindak tanduk pemakainya. Biasanya masih suka berbohong, membicarakan orang lain, atau malah meninggalkan ibadah.
Ketika ingat sudah berhijab, maka seseorang akan segera sadar bahwa sekarang dirinya sudah memutuskan untuk menjadi muslimah yang sebenarnya. Setiap memandang diri di depan cermin, maka akan ada suatu perasaan dalam diri untuk mempertanggung jawabkan semuanya.
Cambuk untuk meningkatkan keimanan
Berhijab juga akan meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadah kita kepada Allah. Menyadari sudah berhijab, maka seorang muslimah harus membuktikan bahwa ia sekarang sudah lebih baik dari sebelumnya. Jika dulu ibadahnya hanya sebatas yang wajib saja, maka dengan berhijab ia akan mulai melaksanakan ibadah-ibadah sunnah.
Dengan terus mengontrol tindakan dan meningkatkan ibadah kepada Allah, maka dengan begitu perlahan-lahan hati kita akan senantiasa menjadi hati yang senantiasa mengingat Allah.
Begitulah bagaimana hijab bisa mengubah hati kita menjadi bersih.
Kuncinya adalah, niatkanlah hijabmu untuk memperbaiki diri bukan untuk pekerjaan, jodoh, gaya dan lainnya. Ikhlaslah dan yang pastinya juga harus istiqomah. Sekarang, sahabat mau pilih yang mana? Perbaiki hati dulu baru berhijab atau berhijab untuk memperbaiki hati? []
Penulis : Yefra Desfita Ningsih
Penulis : Yefra Desfita Ningsih
Jendela Qalbu: Berhijab Untuk Memperbaiki dan Menjaga Hati
4/
5
Oleh
Editor