Baca Juga
HIJABERSWORLD.COM---Sobatku, pernahkah engkau jatuh cinta? Seketika itu binar matamu berbeda, jantungmu berdegup tak biasa, wajahmu berseri bak bunga-bunga. Namun rasa itu bisa juga tiba-tiba berubah menjadi kegelisahan. Kegelisahan karena takut akan dosa, kegelisahan takut akan dilema, kegelisahan karena tidak bisa menyalurkan rasa sebelum waktunya. Bahagia yang teramat bahagia serta rasa gelisah yang luar biasa.
Selagi kita tidak mengumbar dan bisa menjaga agar tidak mengotori hati dengan angan-angan, maka rasa cinta bukanlah dosa Sobatku. Perasaan adalah fitrah dari Yang Maha Kuasa yang Allah titipkan pada hati setiap manusia. Tinggal bagaimana kita menjaga titipan tersebut sampai pada waktu yang boleh kita berikan pada seorang yang telah Allah catatkan namanya di dalam takdir kita.
Namun Sobatku, kita pasti setuju kalau menjaga perasaan bukanlah hal yang mudah. Seringkali cinta menimbulkan khayal dan angan yang indah. Jatuh cinta terkadang membuat kita lena. Bahkan rasanya ingin sekali memberi tahu dunia tentang perasaan yang kita punya. Adanya media sosial saat ini pasti mendukung untuk itu bukan? Dan memang banyak teman-tema kita yang”khilaf melakukan itu.
Rasa cinta pada lawan jenis membuat kita menginginkan balasan yang serupa dan rasa rindu untuk bersua ataupun hanya sekedar menyapa mesra lewat kata-kata. Setiap saat kita memikirkannya. Ingin tahu bagaimana kabarnya, ingin tahu apa yang dia lakukan.
“Ya Allah, ampuni hamba yang terkadang lebih banyak mengingatnya yang bukan sesiapa daripada mengingatMu.”
Lalu apa yang mesti kita lakukan agar virus cinta yang memabukkan tersebut tidak memberikan dampak negatif pada kita sebagai muslimah yang selalu mencoba menjadi lebih baik di mata Allah?
Memendam perasaan dan mencintai dalam diam
“Bagaimana kuungkapkan resah ini ya Allah, akankah dia tahu betapa aku ingin perasaanku berlabuh. Ibarat menggenggam duri ya Allah, semakin ku genggam, semakin sakit. Bolehkah aku memberi tahunya?dalam rasa yang ingin kuungkap tersimpan pula takutku akan kecewaMu ya Allah.”
Sobatku, ketika rasa cinta datang, pasti kita menginginkan balasan yang sama dari orang yang telah berhasil mencuri hati kita. Ah, alangkah bahagianya jika cinta kita berbalas. Saling mencintai bak cerita-cerita film.
Namun Sobatku, bisakah kita bayangkan apa yang akan terjadi jika kita saling menyatakan cinta? Akan timbul angan-angan yang melenakan yang akan merusak iman. Akan muncul kalimat-kalimat manis dan rayuan untuk saling menunjukkan cinta. Apakah seorang muslimah yang belum menikah wajar bertingkah seperti itu? bukankah seseorang tersebut belum tentu menjadi jodoh kita di masa depan?
Alangkah indahnya Sobatku,jika suatu pernyataan cinta pertama kali kita berikan kepada seseorang yang telah menjadi suami kita kelak. Percayalah, baginya itu adalah sebuah kado terindah. Biarkanlah cinta tumbuh dalam hening dalam diammu Sobatku, diam memuliakan kesucian jiwa, menguatkan rasa menjadi lebih tulus. Biarlah Allah yang menjaganya sampai tiba waktunya hati bermuara.
Lebih mendekatkan diri kepada Allah
“Tuhan, semenjak aku jatuh cinta, seolah cintaku padanya melebihi cintaku padaMu. Aku berusaha mengetahui semua tentangnya hingga aku merasa jauh denganmu. Malamku terasa panjang, sepanjang waktu aku terjaga dan mengingatnya dalam gelisah. Kadang aku lupa tahajudku ya Allah, ampuni aku.”
Jika cinta sudah membuat kita mulai jauh dengan Allah, maka itu bukanlah perasaan yang harus kita pelihara Sobatku. Bagaimanapun kecintaan kita kepada Allah adalah cinta yang paling utama. Tidak ada suatu apapun yang boleh menandingi cinta kita kepada Allah. Jadi Sobatku, jaga hatimu dengan lebih mendekatkan diri kepada Allah.
Coba kita iringi amalan-amalan wajib dengan amalan-amalan sunnah. Puasa juga bisa menahan kita dari angan-angan dan nafsu cinta. Redakan kegelisahan hati dengan membaca Al-Quran. Yakinlah sobatku, mendekatkan diri kepada Allah akan membuat hati lebih tentram, meredakan kegelisahan dan yang pasti menghindari kita dari obsesi cinta yang berlebihan.
Ibnu Taimiyah mengatakan, “Sungguh, jika hati telah merasakan manisnya ibadah kepada Allah dan ikhlas kepada-Nya, niscaya ia tidak akan menjumpai hal-hal lain yang lebih manis, lebih indah, lebih nikmat dan lebih baik daripada Allah. Manusia tidak akan meninggalkan sesuatu yang dicintainya, melainkan setelah memperoleh kekasih lain yang lebih dicintainya. Atau karena adanya sesuatu yang ditakutinya. Cinta yang buruk akan bisa dihilangkan dengan cinta yang baik. Atau takut terhadap sesuatu yang membahayakannya.”
Ceritakan pada Tuhan jika hati dirundung rindu
“Dear Allah, izinkan ku sebut namanya di saat aku bercerita padaMu.”
Terungkapkan atau tidak, raca cinta seringkali memunculkan rindu. Entah itu sekedar melihat atau mendengar suaranya sedangkan agama kita yang mulia melarang kita untuk itu. Jika hati benar-benar rindu, ambillah wudhu dan curhatlah pada Allah. Sesungguhnya Allah adalah pendengar yang paling baik dan menentramkan.
Ceritakan pada Allah, dan minta ampunilah karena hati benar-benar rindu.
Jangan sampai kita khilaf dan menyatakan rindu padanya padahal belum tentu dia yang akan menjadi jodoh kita. Biarkan semua perasaan, rindu, harapan dan mimpi tentang cinta sebelum menikah menjadi rahasia kita dengan Allah saja.
Menyibukkan diri dengan kegiatan positif
“Saat aku larut dalam menung, sungguh hanya ia yang ada. Semua tembok seolah menampilkan lukisan wajahnya. Semua tulisan seolah namanya, aku telah terjerat pada rasa cinta yang parah Tuhan. Biarkah sejenak aku lupa agar cinta ini tidak melenakan aku.”
Sobatku, perasaan, khayalan bisa muncul satu kita sedang tidak melakukan sesuatu. Dalam waktu itu otak secara otomatis akan membawa kita untuk menghubungkan segala sesuatu dengan seseorang yang kita “cinta” .
Untuk mencegah hal tersebut, kesibukan yang bermanfaat tentu akan membuat kita lupa. Kegiatan yang menguras tenaga dan fikiran bisa membuat frekuensi memikirkan si pembuat galau menjadi berkurang. Kita bisa ikut kegiatan sosial, membaca, menonton televisi ( tapi jangan film romantis ya) dan kegiatan lainnya.
Senantiasa berdoa pada Sang Pemilik Cinta
“Jika cinta hanya akan menjerumuskan aku pada dosa, biarkan perasaan ini menjadi biasa Tuhan.”
Allahlah sang Penguasa Cinta. Hanya Allah yang mampu memunculkan cinta dan menghilangkan cinta. Maka berdoalah padaNya. Jika memang kita belum sanggup untuk menikah, maka mintalah pada Allah untuk menghapus perasaan cinta tersebut. Mintalah pada Allah agar perasaan tersebut tidak selalu menyebabkan kegelisahan sepanjang waktu. Mintalah pada Allah untuk selalu menjaga kita dari perasaan-perasaan yang melenakan. Karena hanya Allah lah pemegang kunci kerahasiaan perasaan.
“Dear Allah, jika namanya yang engkau tulis dalam takdirku, maka dekatkanlah dan berikanlah jalanmu agar rasa ini bersatu dalam ikatan yang suci, agar perasaan ini berlabuh pada tempat yang halal. Namun jika bukan namaku yang engkau tulis di dalam takdirnya, maka tegurlah aku Tuhan, agar tak larut aku dalam rasa, tak lena aku menumbuhkan harap, tak khilaf aku berangan-angan, agar tak terjerumus hamba dalam dosa cinta.”
***
Nah Sobatku, semoga hal diatas bisa menjadi sebuah renungan serta langkah kita dalam menghadapi hati yang sedang dirundung cinta pada seorang laki-laki jika kita belum siap untuk menikah. Memang tidak mudah untuk melaksanakannya tetapi sebagi muslimah kita berkewajiban belajar mengarahkan cinta ke jalan yang seharusnya.
Tidak perlu takut tidak menyatakan dan didahului oleh orang lain, karena jodoh adalah rahasia Allah. Jika memang berjodoh maka perasaan itu akan bersatu jua nantinya dalam wadah suci bernama rumah tangga. Senantiasalah mendekatkan diri kepada Allah agar cinta kita kepada seseorang tidak melebihi cinta kita kepada Allah. Daripada memikirkan dan berangan tentang cinta lebih baik mempersiapkan diri untuk terus menjadi lebih baik. Bukankah laki-laki baik hanya diperuntukkan bagi wanita yang baik-baik pula. :-)
Tidak perlu merasa iri dengan mereka yang selalu umbar cinta dan kemesraan seolah mereka paling berbahagia. Kita muslimah, dan kita istimewa dengan menjaga rasa cinta. Jadikan pernyataan cinta pertamamu sebagai kalimat indah yang hanya kau berikan pada suamimu kelak. []
Penulis : Yefra Desfita Ningsih
Selagi kita tidak mengumbar dan bisa menjaga agar tidak mengotori hati dengan angan-angan, maka rasa cinta bukanlah dosa Sobatku. Perasaan adalah fitrah dari Yang Maha Kuasa yang Allah titipkan pada hati setiap manusia. Tinggal bagaimana kita menjaga titipan tersebut sampai pada waktu yang boleh kita berikan pada seorang yang telah Allah catatkan namanya di dalam takdir kita.
Namun Sobatku, kita pasti setuju kalau menjaga perasaan bukanlah hal yang mudah. Seringkali cinta menimbulkan khayal dan angan yang indah. Jatuh cinta terkadang membuat kita lena. Bahkan rasanya ingin sekali memberi tahu dunia tentang perasaan yang kita punya. Adanya media sosial saat ini pasti mendukung untuk itu bukan? Dan memang banyak teman-tema kita yang”khilaf melakukan itu.
Muslim dan Muslimah.Photo via onislam
Rasa cinta pada lawan jenis membuat kita menginginkan balasan yang serupa dan rasa rindu untuk bersua ataupun hanya sekedar menyapa mesra lewat kata-kata. Setiap saat kita memikirkannya. Ingin tahu bagaimana kabarnya, ingin tahu apa yang dia lakukan.
“Ya Allah, ampuni hamba yang terkadang lebih banyak mengingatnya yang bukan sesiapa daripada mengingatMu.”
Lalu apa yang mesti kita lakukan agar virus cinta yang memabukkan tersebut tidak memberikan dampak negatif pada kita sebagai muslimah yang selalu mencoba menjadi lebih baik di mata Allah?
Memendam perasaan dan mencintai dalam diam
“Bagaimana kuungkapkan resah ini ya Allah, akankah dia tahu betapa aku ingin perasaanku berlabuh. Ibarat menggenggam duri ya Allah, semakin ku genggam, semakin sakit. Bolehkah aku memberi tahunya?dalam rasa yang ingin kuungkap tersimpan pula takutku akan kecewaMu ya Allah.”
Sobatku, ketika rasa cinta datang, pasti kita menginginkan balasan yang sama dari orang yang telah berhasil mencuri hati kita. Ah, alangkah bahagianya jika cinta kita berbalas. Saling mencintai bak cerita-cerita film.
Namun Sobatku, bisakah kita bayangkan apa yang akan terjadi jika kita saling menyatakan cinta? Akan timbul angan-angan yang melenakan yang akan merusak iman. Akan muncul kalimat-kalimat manis dan rayuan untuk saling menunjukkan cinta. Apakah seorang muslimah yang belum menikah wajar bertingkah seperti itu? bukankah seseorang tersebut belum tentu menjadi jodoh kita di masa depan?
Alangkah indahnya Sobatku,jika suatu pernyataan cinta pertama kali kita berikan kepada seseorang yang telah menjadi suami kita kelak. Percayalah, baginya itu adalah sebuah kado terindah. Biarkanlah cinta tumbuh dalam hening dalam diammu Sobatku, diam memuliakan kesucian jiwa, menguatkan rasa menjadi lebih tulus. Biarlah Allah yang menjaganya sampai tiba waktunya hati bermuara.
Lebih mendekatkan diri kepada Allah
“Tuhan, semenjak aku jatuh cinta, seolah cintaku padanya melebihi cintaku padaMu. Aku berusaha mengetahui semua tentangnya hingga aku merasa jauh denganmu. Malamku terasa panjang, sepanjang waktu aku terjaga dan mengingatnya dalam gelisah. Kadang aku lupa tahajudku ya Allah, ampuni aku.”
Jika cinta sudah membuat kita mulai jauh dengan Allah, maka itu bukanlah perasaan yang harus kita pelihara Sobatku. Bagaimanapun kecintaan kita kepada Allah adalah cinta yang paling utama. Tidak ada suatu apapun yang boleh menandingi cinta kita kepada Allah. Jadi Sobatku, jaga hatimu dengan lebih mendekatkan diri kepada Allah.
Coba kita iringi amalan-amalan wajib dengan amalan-amalan sunnah. Puasa juga bisa menahan kita dari angan-angan dan nafsu cinta. Redakan kegelisahan hati dengan membaca Al-Quran. Yakinlah sobatku, mendekatkan diri kepada Allah akan membuat hati lebih tentram, meredakan kegelisahan dan yang pasti menghindari kita dari obsesi cinta yang berlebihan.
Ibnu Taimiyah mengatakan, “Sungguh, jika hati telah merasakan manisnya ibadah kepada Allah dan ikhlas kepada-Nya, niscaya ia tidak akan menjumpai hal-hal lain yang lebih manis, lebih indah, lebih nikmat dan lebih baik daripada Allah. Manusia tidak akan meninggalkan sesuatu yang dicintainya, melainkan setelah memperoleh kekasih lain yang lebih dicintainya. Atau karena adanya sesuatu yang ditakutinya. Cinta yang buruk akan bisa dihilangkan dengan cinta yang baik. Atau takut terhadap sesuatu yang membahayakannya.”
Ceritakan pada Tuhan jika hati dirundung rindu
“Dear Allah, izinkan ku sebut namanya di saat aku bercerita padaMu.”
Terungkapkan atau tidak, raca cinta seringkali memunculkan rindu. Entah itu sekedar melihat atau mendengar suaranya sedangkan agama kita yang mulia melarang kita untuk itu. Jika hati benar-benar rindu, ambillah wudhu dan curhatlah pada Allah. Sesungguhnya Allah adalah pendengar yang paling baik dan menentramkan.
Ceritakan pada Allah, dan minta ampunilah karena hati benar-benar rindu.
Jangan sampai kita khilaf dan menyatakan rindu padanya padahal belum tentu dia yang akan menjadi jodoh kita. Biarkan semua perasaan, rindu, harapan dan mimpi tentang cinta sebelum menikah menjadi rahasia kita dengan Allah saja.
Menyibukkan diri dengan kegiatan positif
“Saat aku larut dalam menung, sungguh hanya ia yang ada. Semua tembok seolah menampilkan lukisan wajahnya. Semua tulisan seolah namanya, aku telah terjerat pada rasa cinta yang parah Tuhan. Biarkah sejenak aku lupa agar cinta ini tidak melenakan aku.”
Sobatku, perasaan, khayalan bisa muncul satu kita sedang tidak melakukan sesuatu. Dalam waktu itu otak secara otomatis akan membawa kita untuk menghubungkan segala sesuatu dengan seseorang yang kita “cinta” .
Untuk mencegah hal tersebut, kesibukan yang bermanfaat tentu akan membuat kita lupa. Kegiatan yang menguras tenaga dan fikiran bisa membuat frekuensi memikirkan si pembuat galau menjadi berkurang. Kita bisa ikut kegiatan sosial, membaca, menonton televisi ( tapi jangan film romantis ya) dan kegiatan lainnya.
Senantiasa berdoa pada Sang Pemilik Cinta
“Jika cinta hanya akan menjerumuskan aku pada dosa, biarkan perasaan ini menjadi biasa Tuhan.”
Allahlah sang Penguasa Cinta. Hanya Allah yang mampu memunculkan cinta dan menghilangkan cinta. Maka berdoalah padaNya. Jika memang kita belum sanggup untuk menikah, maka mintalah pada Allah untuk menghapus perasaan cinta tersebut. Mintalah pada Allah agar perasaan tersebut tidak selalu menyebabkan kegelisahan sepanjang waktu. Mintalah pada Allah untuk selalu menjaga kita dari perasaan-perasaan yang melenakan. Karena hanya Allah lah pemegang kunci kerahasiaan perasaan.
“Dear Allah, jika namanya yang engkau tulis dalam takdirku, maka dekatkanlah dan berikanlah jalanmu agar rasa ini bersatu dalam ikatan yang suci, agar perasaan ini berlabuh pada tempat yang halal. Namun jika bukan namaku yang engkau tulis di dalam takdirnya, maka tegurlah aku Tuhan, agar tak larut aku dalam rasa, tak lena aku menumbuhkan harap, tak khilaf aku berangan-angan, agar tak terjerumus hamba dalam dosa cinta.”
Nah Sobatku, semoga hal diatas bisa menjadi sebuah renungan serta langkah kita dalam menghadapi hati yang sedang dirundung cinta pada seorang laki-laki jika kita belum siap untuk menikah. Memang tidak mudah untuk melaksanakannya tetapi sebagi muslimah kita berkewajiban belajar mengarahkan cinta ke jalan yang seharusnya.
Tidak perlu takut tidak menyatakan dan didahului oleh orang lain, karena jodoh adalah rahasia Allah. Jika memang berjodoh maka perasaan itu akan bersatu jua nantinya dalam wadah suci bernama rumah tangga. Senantiasalah mendekatkan diri kepada Allah agar cinta kita kepada seseorang tidak melebihi cinta kita kepada Allah. Daripada memikirkan dan berangan tentang cinta lebih baik mempersiapkan diri untuk terus menjadi lebih baik. Bukankah laki-laki baik hanya diperuntukkan bagi wanita yang baik-baik pula. :-)
Tidak perlu merasa iri dengan mereka yang selalu umbar cinta dan kemesraan seolah mereka paling berbahagia. Kita muslimah, dan kita istimewa dengan menjaga rasa cinta. Jadikan pernyataan cinta pertamamu sebagai kalimat indah yang hanya kau berikan pada suamimu kelak. []
Penulis : Yefra Desfita Ningsih
Kala Muslimah Dimabuk Asmara : Agar Jatuh Cinta Tidak Menyesatkan
4/
5
Oleh
Editor