Kamis, 17 September 2015

Ujian Datang Silih Berganti? Ini 7 Rahasia dan Manfaat Yang Bisa Digali

Ujian Datang Silih Berganti? Ini 7 Rahasia dan Manfaat Yang Bisa Digali

Baca Juga

HIJABERSWORLD.COM---Hampir tidak ada seorangpun di dunia ini yang luput dari ujian Allah. Entah itu ujian berupa masalah keuangan, kesehatan, kehilangan orang yang dicintai, kesulitan dalam mencari ilmu, pekerjaan, jodoh dan sebagainya. Namun, tidak semua kita yang bisa memahami hakikat dari ujian yang dihadapi. Kita tidak selalu bisa menyadarinya.

Bermuhasabah sejenak ketika diuji untuk mengambil hikmah. Photo  via virtual mosque.com


Ketika satu atau beberapa ujian tersebut datang menghampiri, sebagian besar orang lebih cenderung kecewa, sedih, merasa kesepian dan putus asa. Lebih ekstrim lagi, bahkan ada yang berpikir bahwa Allah tidak adil, Allah tidak mempedulikan dan Allah tidak menyayanginya.

Mari membuka pikiran dan lapangkan hati, maka kita akan memahami bahwa banyak rahasia yang bisa kita gali dari setiap ujian yang datang silih berganti. Di antara rahasia tersebut yaitu :

Pertama, meningkatkan keimanan.
Hari ini kita diuji kemudian kita belajar berserah diri kepadaNya. Kita tidak berhenti berpikir betapa susahnya ujian tersebut tapi terus berusaha mencari jalan keluarnya. Kita kemudian bisa menyadari serta meyakini bahwa selalu ada hikmah di balik semua peristiwa. Artinya, ujian secara tidak langsung telah membantu kita dalam menjaga dan meningkatkan kualitas  keimanan kita.

Sejalan dengan hal ini, dalam Q.S Al-Ankabut ayat 2, Allah berfirman : “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan mengatakan, “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?”. Dari hadis Tirmidzi, Rasulullah juga bersabda : “ Sesungguhnya Allah memberikan dunia (kekayaan) bagi orang yang Dia cintai dan kepada orang yang tidak Dia cintai. Namun, Dia tidak memberi keimanan kecuali kepada orang yang Dia cintai.

Ujian bisa jadi jalan Allah menunjukkan rasa cintanya kepada kita agar keimanan kita kepadaNya terus terjaga.

Kedua, pintu rezki.
Ujian bisa menjadi pintu rezeki bagi setiap hamba yang selalu ingat denganNya ketika ujian itu datang. Hadis dari Al-Baihaqi Al-Kubra, Abu Daud dan Ibnu Majah dari Ibnu Abbas r.a menjelaskan bahwa :

Orang yang selalu membaca istighfar, Allah akan menghilangkan keresahan yang ia rasakan, melapangkan kesempitan yang menimpanya dan akan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.

Seperti kata-kata orang bijak kalau kegagalan adalah awal kesuksesan, maka ujian juga bisa menjadi pembuka rezeki kita.

Ketiga, menambah wawasan.
Ibarat belajar matematika di sekolah, guru memberikan soal-soal untuk kita pecahkan. Ketika kita berhasil menyelesaikan soal-soal tersebut maka bertambahlah kecerdasan kita. Begitu jugalah dengan ujian yang diberikanNya. Allah sudah mengatakan dalam Q.S Al-Insyirah ayat 5 bahwa : "Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

Tugas kita adalah menemukan kemudahan itu. Ketika kita berhasil menemukannya, maka secara tidak langsung wawasan dan pengalaman kita pun jadi bertambah.

Keempat, memperkebal daya tahan kita.
Ketika kita jarang mendapatkan ujian, maka biasanya kita akan canggung, merasa tidak kuat dan lemah ketika ujian datang. Umumnya kita bingung saat menghadapi sesuatu yang tidak familiar atau jarang terjadi dalam hidup kita sehingga kita kemudian merasa berat menjalaninya. Dengan semakin banyak ujian yang diberikan Allah, maka secara bertahap kekebalan kita terhadap masalah juga terbentuk.

Bagaimana pun “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya." (Q.S. Al-Baqarah : 286).

Tak heran, bila nanti kita jadi terampil dalam menyelesaikan masalah. Setiap masalah muncul maka kita tidak kaget lagi tapi sudah terbiasa menghadapinya.

Kelima, menambah rasa syukur.
Ujian yang terus datang dalam hidup kita juga bisa menjadi batu loncatan bagi kita untuk terus menambah rasa syukur kita. Bila kita menghayati, memperluas pandangan dan pikiran, maka kita akan menemukan bahwa kita bukanlah satu-satunya orang yang diujiNya. Kita akan menyadari dan mendapati bahwa ujian yang kita dapatkan belum seberapa. Ada orang lain menerima ujian yang lebih besar dari kita. Apa yang mereka hadapi tidak sebanding dengan apa yang kita hadapi.

Keenam, sarana introspeksi diri.
Mempelajari dan mengevaluasi diri adalah sebuah keharusan. Tanpa hal ini maka seseorang tidak akan mengalami peningkatan dalam hidupnya. Jangan terus mengeluh dan menurutkan prasangka buruk tapi bertanyalah pada diri sendiri kesalahan apa yang telah aku lakukan sehingga ujian ini datang kepadaku?

Dalam hadis yang disampaikan oleh Tirmidzi yang diriwayatkan oleh Syaddat Ibn Aus, Nabi Muhammad bersabda, “Orang yang cerdas adalah orang yang selalu mengoreksi diri dan beramal saleh untuk akhiratnya, sedangkan orang yang lemah ialah orang yang selalu mengikuti hawa nafsunya, sementara ia berharap baik memperoleh imbalan dari Allah.

Ketika Allah menguji kita dengan berbagai kesulitan, bisa jadi itu disebabkan oleh maksiat yang kita lakukan. Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnul Qoyyim al-Jauzi bahwa maksiat bisa menghalangi rezeki, ilmu, mendatangkan kesulitan, membuat hati risau dan kesepian.

Ketujuh, terhindar dari tipuan.
Kita cenderung berpikir bahwa ketika Allah memberikan kelapangan rezki, kemudahan dalam segala urusan, kesehatan baik dan sebagainya itu berarti Allah mencintai kita. Sebaliknya, bila Allah memberikan cobaan maka berpikir Allah tidak mencintai kita.

Kesenangan yang kita dapatkan juga harus diperhatikan dan dipertanyakan terlebih bila kita mendapatkannya disaat kita sering melalaikanNya. Kesenangan itu bisa jadi tipuan karena tipuan yang paling besar adalah tipuan kelezatan dunia. Bisa jadi kesenangan itu adalah istidraj dari Allah.

Dari beberapa manfaat yang bisa kita peroleh dari sebuah ujian, masih layakkah kita berpikir bahwa Dia tidak mencintai kita? Allah tidak pernah lengah. Dia mengetahui apa yang terbaik untuk kita. Terkadang apa yang kita anggap baik belum tentu itu akan membawa kebaikan untuk kita. Sebaliknya, ketika kita berpikir bahwa sesuatu itu tidak baik (seperti ujian), bisa jadi itulah yang bisa membuat hidup kita lebih baik dan berkah.

Sahabatku, mari sama-sama belajar merubah mindset yang semula berpikir ujian itu menyakitkan dan menyengsarakan. Kini, setiap diuji maka tanyakanlah : nikmat apa yang hendak Allah berikan kepadaku melalui ujian ini?

Dalam Q.S Surat al-Fajr ayat 15-17, Allah sudah menyatakan dengan jelas bahwa “ Tidak semua yang Aku berikan kepadanya dan Aku luaskan rejekinya itu berarti Aku memuliakan dia. Dan tidak pula orang yang diberi cobaan dan rejekinya menjadi sempit itu berarti Aku menghina dia, tidak sama sekali tidak. Namun orang ini dicoba dengan nikmat dan orang itu Aku muliakan dengan cobaan-cobaan.

Yakinilah bahwa Allah selalu mempedulikan, menyayangi dan memuliakan kita. Dia memikirkan kita melebihi dari apa yang kita pikirkan tentangNya. Dia menjaga kita melebihi dari yang kita bayangkan.

Dia mencintai kita melebihi dari yang kita tahu. Oleh karena itu, mari berusaha mencintaiNya sebagaimana Dia mencintai kita. Semakin banyak ujianNya, semoga bertambah pulalah kecintaan kita kepadaNya.

Penulis : Fitria Zelfis

Related Posts

Ujian Datang Silih Berganti? Ini 7 Rahasia dan Manfaat Yang Bisa Digali
4/ 5
Oleh