Baca Juga
HJABERS WORLD.COM---Menonton sebuah film sekaligus jalan-jalan pasti menyenangkan ya Sob. Film-film seperti itulah yang sepertinya saat ini mulai banyak diproduksi oleh insan perfilman di Indonesia, terutama untuk film-film bertema religi.
Setelah sukses membawa kita jalan-jalan ke Turki dan melihat peradaban di sana beberapa tahun lalu melalui film 99 Cahaya di Langit Eropa. Tak lama kemudian kita melihat keindahan China melalui Assalamu’alaikum Beijing. Nah, film yang berikut ini mengajak kita melihat beberapa negara. Tidak tanggung-tanggung Sob, ada sembilan negara. Semua itu hanya bisa kita dapatkan di film “Haji Backpacker”.
Film ini berkisah tentang pencarian jati diri seorang pemuda bernama Mada yang merasa putus asa dan marah pada ayahnya dan juga pada Tuhan. Mada kecewa pada ayahnya karena setiap harapan yang dijanjikan ayahnya tidak kunjung terwujud, terlebih saat patah hati dari calon istrinya. Hal tersebut tidak hanya membuat Mada merasa kecewa pada ayahnya yang dianggapnya pembohong karena hanya bisa menebar harapan. Namun, lebih dari itu, Mada juga marah pada Tuhan dan mulai meninggalkan kewajibannya sebagai seorang muslim.
Batin Mada berontak, jiwanya tidak lagi tenang, amarahnya meluap sehingga Mada memutuskan untuk melakukan sebuah perjalanan untuk mencari jati diri. Memulai dari Thailand, Mada mendapatkan cobaan dan ujian hidup yang luar biasa, yang menguji imannya. Berbagai kisah hidup yang dilihatnya mulai membuatnya belajar tentang kehidupan satu demi satu dan kembali kepada Allah.
Keinginan kembali pada Allah semakin timbul saat Mada mendengar kabar bahwa ayahnya telah meninggal. Mada menyesal luar biasa telah meninggalkan ayahnya dan juga membenci ayahnya yang selalu memberinya nasihat terbaik. Meski begitu, Mada masih tidak mau diajak melaksanakan shalat jenazah ghoib untuk ayahnya. Tersandung sebuah masalah dengan para preman membuat Mada harus terlempar dari Thailand. Awalnya dia hanya pindah dari satu negara ke negara berikutnya tanpa tujuan yang jelas.
Namun, beberapa waktu kemudian, dia mulai mendapatkan hidayah. Ketika dia mengalami mimpi aneh berulang kali saat di China. Demi menjemput maaf ayahnya, Mada melakukan perjalanan spiritual hingga sampai ke Arab Saudi untuk melaksanakan ibadah haji. Mungkin cara Mada yang tidak biasa dalam melakukan perjalanan yang berpindah dari satu negara ke negara lain dengan berbagai kekurangan dan tantangan inilah yang membuat produsen film memberi judul Haji Backpaker.
Sebagian kita mungkin melihat film ini dari sisi jalan-jalannya saja, tetapi tidak hanya itu Sob. Dalam film haji backpacker terdapat juga berbagai pelajaran yang bisa kita petik terutama dari perjalanan hidup Mada, si tokoh utama dari film ini. Apa saja pelajaran, makna dan pesan moral dari film Haji Backpacker tersebut?
Pertama, agar tidak putus asa dengan rencana Allah
Masalah utama dalam fim ini adalah tentang keputusasaan. Seorang Mada yang merasa harapan-harapannya tidak kunjung terwujud sehingga dia akhirnya putus asa dan berhenti berdoa. Mada bahkan berhenti untuk melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslim. Bukan kebahagiaan yang Mada dapatkan setelah itu, tidak juga terwujudnya keinginan. Mada ingin berhenti berharap tapi Mada tetap tidak mendapatkan ketenangan. Jiwanya malah menjadi semakin labil.
Dalam Islam, Allah sangat melarang kita untuk berputus asa terhadap rencananya. Memang manusia bisa berencana, manusia bisa berusaha, tapi tetap Allah yang memutuskan. Hanya saja terkadang kita menganggap harapan kita yang tidak terwujud adalah kabar buruk. Bukan Sob, justru Allah merencanakan hal yang lebih baik. Kita saja yang terkadang terfokus pada keinginan kita hingga kita tidak menyadari rencana Allah yang justru lebih baik.
Kedua, harus tetap menjaga bakti kepada orang tua
Ridho Allah terdapat pada ridho orang tua. Begitu pepatah orang bijak. Bagaimana mungkin Allah akan meridhoi langkah kita sedangkan kita tidak mendapat ridho orang tua, apalagi kita malah marah pada orang tua kita yang selalu memberikan nasihat yang baik.
Itu pulah yang terjadi pada tokoh Mada, harapan yang tidak terwujud serta kekasih yang pergi meninggalkannya membuat Mada marah pada ayahnya. Bukannya menjaga ayahnya yang sudah tua, Mada malah meninggalkan ayahnya dan membiarkan ayahnya hidup sendiri. Padahal menjaga orang tua di usia senja mereka merupakan pembuka pintu surga.
Bagaimana kalau di saat kita tidak di samping mereka, mereka ternyata menghembuskan nafas terakhir. Apa yang kita dapatkan? Tidak ada, melainkan hanya penyesalan yang sangat dalam seperti yang dialami Mada. Alangkah hancurnya hati saat mengetahui ayahnya sudah meninggal sewaktu melakukan haji dan dia tak dapat berjumpa walau sekedar melihat mayatnya saja.
Apa pesan moralnya? Temanilah orang tua kita menjalani sisa usia mereka. Kasih sayang seorang anak ketika usia senja merupakan semangat hidup mereka. Kebahagian tiada terkira di penghujung usia mereka. Jangan sampai kita menyia-nyiakan mereka dan menimbulkan penyesalan saat mereka
telah tiada.
Ketiga, urusan jodoh ada di tangan Allah
Mungkin bukan sebuah hal baru lagi bagi kita mendengar bahwa jodoh itu ditangan Allah. Sebanyak apapun kita mencintai seseorang, seerat apapun sebuah hubungan, jika bukan jodoh, maka kita tidak bisa berbuat apa-apa. Jika ternyata orang yang kita inginkan selama ini bukan jodoh kita berarti ada yang lebih baik. Sebenarnya simpel tetapi kita yang terkadang terlalu terbawa perasaan menanggapi hal tersebut dengan kekecewaan yang berlebihan bahkan sampai marah pada Allah.
Keempat, menggali pelajaran dalam setiap perjalanan
Hal yang paling baik dari karakter Mada adalah akhirnya Mada dapat memetik pelajaran dari segala peristiwa yang dialaminya selama perjalanan spriritualnya. Untunglah Mada orangnya peka dan cerdas untuk dapat mengambil hikmah dari setiap peristiwa yang dialami dan dilihatnya.
Mada akhirnya kembali mendapatkan hidayah dan semakin dekat dengan Allah melalui perjalanan-perjalanannya. Bukan kebetulan semata, karena ternyata di dalam Al-Quran terdapat sebuah ayat untuk menuruh kita menjelajah dunia untuk mendapatkan pelajaran hidup darinya.
"Berjalanlah kamu (di muka) bumi, lalu perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang berdosa." (QS. 27: 69)
Kelima, belajar budaya Islam di berbagai negara
Selain pesan moral dan pelajaran hidup, bonusnya kita akan mendapatkan banyak sekali wawasan tentang Islam di berbagai negara melalui latar negara berbeda yang diambil dalam film ini. Belajar budaya Islam tentu lebih nyata kalau kita langsung melihat di negara yang bersangkutan dibanding membaca sejarahnya saja.
Film Haji Backpacker memang penuh insprirasi. Nah, bagaimana? Sahabat yang belum menonton, tertarik? Atau Sahabat jadi penasaran bagaimana tips melakukan perjalanan haji ala backpacker seperti Mada. Hm, kalau iya, sepertinya Sahabat harus mempelajari lebih mendalam tentang seluk beluk pergi haji dan umrah dengan cara backpacker ini.[]
Penulis : Yefra Desfita Ningsih
Setelah sukses membawa kita jalan-jalan ke Turki dan melihat peradaban di sana beberapa tahun lalu melalui film 99 Cahaya di Langit Eropa. Tak lama kemudian kita melihat keindahan China melalui Assalamu’alaikum Beijing. Nah, film yang berikut ini mengajak kita melihat beberapa negara. Tidak tanggung-tanggung Sob, ada sembilan negara. Semua itu hanya bisa kita dapatkan di film “Haji Backpacker”.
Mada ketika di mekah. Photo Falcon Pictures via showbiz.liputan6
Film ini berkisah tentang pencarian jati diri seorang pemuda bernama Mada yang merasa putus asa dan marah pada ayahnya dan juga pada Tuhan. Mada kecewa pada ayahnya karena setiap harapan yang dijanjikan ayahnya tidak kunjung terwujud, terlebih saat patah hati dari calon istrinya. Hal tersebut tidak hanya membuat Mada merasa kecewa pada ayahnya yang dianggapnya pembohong karena hanya bisa menebar harapan. Namun, lebih dari itu, Mada juga marah pada Tuhan dan mulai meninggalkan kewajibannya sebagai seorang muslim.
Batin Mada berontak, jiwanya tidak lagi tenang, amarahnya meluap sehingga Mada memutuskan untuk melakukan sebuah perjalanan untuk mencari jati diri. Memulai dari Thailand, Mada mendapatkan cobaan dan ujian hidup yang luar biasa, yang menguji imannya. Berbagai kisah hidup yang dilihatnya mulai membuatnya belajar tentang kehidupan satu demi satu dan kembali kepada Allah.
Keinginan kembali pada Allah semakin timbul saat Mada mendengar kabar bahwa ayahnya telah meninggal. Mada menyesal luar biasa telah meninggalkan ayahnya dan juga membenci ayahnya yang selalu memberinya nasihat terbaik. Meski begitu, Mada masih tidak mau diajak melaksanakan shalat jenazah ghoib untuk ayahnya. Tersandung sebuah masalah dengan para preman membuat Mada harus terlempar dari Thailand. Awalnya dia hanya pindah dari satu negara ke negara berikutnya tanpa tujuan yang jelas.
Namun, beberapa waktu kemudian, dia mulai mendapatkan hidayah. Ketika dia mengalami mimpi aneh berulang kali saat di China. Demi menjemput maaf ayahnya, Mada melakukan perjalanan spiritual hingga sampai ke Arab Saudi untuk melaksanakan ibadah haji. Mungkin cara Mada yang tidak biasa dalam melakukan perjalanan yang berpindah dari satu negara ke negara lain dengan berbagai kekurangan dan tantangan inilah yang membuat produsen film memberi judul Haji Backpaker.
Sebagian kita mungkin melihat film ini dari sisi jalan-jalannya saja, tetapi tidak hanya itu Sob. Dalam film haji backpacker terdapat juga berbagai pelajaran yang bisa kita petik terutama dari perjalanan hidup Mada, si tokoh utama dari film ini. Apa saja pelajaran, makna dan pesan moral dari film Haji Backpacker tersebut?
Pertama, agar tidak putus asa dengan rencana Allah
Masalah utama dalam fim ini adalah tentang keputusasaan. Seorang Mada yang merasa harapan-harapannya tidak kunjung terwujud sehingga dia akhirnya putus asa dan berhenti berdoa. Mada bahkan berhenti untuk melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslim. Bukan kebahagiaan yang Mada dapatkan setelah itu, tidak juga terwujudnya keinginan. Mada ingin berhenti berharap tapi Mada tetap tidak mendapatkan ketenangan. Jiwanya malah menjadi semakin labil.
Dalam Islam, Allah sangat melarang kita untuk berputus asa terhadap rencananya. Memang manusia bisa berencana, manusia bisa berusaha, tapi tetap Allah yang memutuskan. Hanya saja terkadang kita menganggap harapan kita yang tidak terwujud adalah kabar buruk. Bukan Sob, justru Allah merencanakan hal yang lebih baik. Kita saja yang terkadang terfokus pada keinginan kita hingga kita tidak menyadari rencana Allah yang justru lebih baik.
Kedua, harus tetap menjaga bakti kepada orang tua
Ridho Allah terdapat pada ridho orang tua. Begitu pepatah orang bijak. Bagaimana mungkin Allah akan meridhoi langkah kita sedangkan kita tidak mendapat ridho orang tua, apalagi kita malah marah pada orang tua kita yang selalu memberikan nasihat yang baik.
Itu pulah yang terjadi pada tokoh Mada, harapan yang tidak terwujud serta kekasih yang pergi meninggalkannya membuat Mada marah pada ayahnya. Bukannya menjaga ayahnya yang sudah tua, Mada malah meninggalkan ayahnya dan membiarkan ayahnya hidup sendiri. Padahal menjaga orang tua di usia senja mereka merupakan pembuka pintu surga.
Bagaimana kalau di saat kita tidak di samping mereka, mereka ternyata menghembuskan nafas terakhir. Apa yang kita dapatkan? Tidak ada, melainkan hanya penyesalan yang sangat dalam seperti yang dialami Mada. Alangkah hancurnya hati saat mengetahui ayahnya sudah meninggal sewaktu melakukan haji dan dia tak dapat berjumpa walau sekedar melihat mayatnya saja.
Apa pesan moralnya? Temanilah orang tua kita menjalani sisa usia mereka. Kasih sayang seorang anak ketika usia senja merupakan semangat hidup mereka. Kebahagian tiada terkira di penghujung usia mereka. Jangan sampai kita menyia-nyiakan mereka dan menimbulkan penyesalan saat mereka
telah tiada.
Ketiga, urusan jodoh ada di tangan Allah
Mungkin bukan sebuah hal baru lagi bagi kita mendengar bahwa jodoh itu ditangan Allah. Sebanyak apapun kita mencintai seseorang, seerat apapun sebuah hubungan, jika bukan jodoh, maka kita tidak bisa berbuat apa-apa. Jika ternyata orang yang kita inginkan selama ini bukan jodoh kita berarti ada yang lebih baik. Sebenarnya simpel tetapi kita yang terkadang terlalu terbawa perasaan menanggapi hal tersebut dengan kekecewaan yang berlebihan bahkan sampai marah pada Allah.
Keempat, menggali pelajaran dalam setiap perjalanan
Hal yang paling baik dari karakter Mada adalah akhirnya Mada dapat memetik pelajaran dari segala peristiwa yang dialaminya selama perjalanan spriritualnya. Untunglah Mada orangnya peka dan cerdas untuk dapat mengambil hikmah dari setiap peristiwa yang dialami dan dilihatnya.
Mada akhirnya kembali mendapatkan hidayah dan semakin dekat dengan Allah melalui perjalanan-perjalanannya. Bukan kebetulan semata, karena ternyata di dalam Al-Quran terdapat sebuah ayat untuk menuruh kita menjelajah dunia untuk mendapatkan pelajaran hidup darinya.
"Berjalanlah kamu (di muka) bumi, lalu perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang berdosa." (QS. 27: 69)
Kelima, belajar budaya Islam di berbagai negara
Selain pesan moral dan pelajaran hidup, bonusnya kita akan mendapatkan banyak sekali wawasan tentang Islam di berbagai negara melalui latar negara berbeda yang diambil dalam film ini. Belajar budaya Islam tentu lebih nyata kalau kita langsung melihat di negara yang bersangkutan dibanding membaca sejarahnya saja.
Film Haji Backpacker memang penuh insprirasi. Nah, bagaimana? Sahabat yang belum menonton, tertarik? Atau Sahabat jadi penasaran bagaimana tips melakukan perjalanan haji ala backpacker seperti Mada. Hm, kalau iya, sepertinya Sahabat harus mempelajari lebih mendalam tentang seluk beluk pergi haji dan umrah dengan cara backpacker ini.[]
Penulis : Yefra Desfita Ningsih
Ini 5 Inspirasi, Pesan Moral & Spiritual Dari Film Haji Backpacker
4/
5
Oleh
Editor