Baca Juga
HIJABERSWORLD.COM----Terkadang kita dihadapkan pada pilihan menikah dulu atau membahagiakan orang tua dahulu. Masing-masing tentu punya pertimbangan masing-masing. Ada yang memilih menikah dulu setelah selesai kuliah tapi ada juga yang memutuskan untuk berbakti dulu pada orang tua karena orang tua telah bersusah payah mewujudkan impian kita.
Zaman sekarang banyak yang akhirnya memilih berbakti dulu. Terutama anak sulung. Anak sulung mempunyai beban moral lebih berat dari pada anak tengah atau anak bungsu. Anak sulung selain harus berbakti dan membahagiakan orang tuanya juga harus membahagiakan adik-adiknya dan membantu orang tua untuk membesarkan mereka. Itulah sebabnya, wanita yang terlahir sebagai anak sulung cenderung lebih banyak yang terlambat menikah dari pada yang lainnya.
Membantu Ibu Bapak Merupakan Keputusan Mulia
Membalas jasa kedua orang tua merupakan sebuah kewajiban setiap anak. Namun bukan berarti kita juga harus tidak menikah karenanya. Bagaimanapun menikah adalah sunnatulllah yang mana melakukannya adalah Ibadah. Sebagai wanita, kita ditakdirkan menjadi seorang istri dan insyaallah menjadi seorang ibu. Hal tersebut hanya bisa diwujudkan dengan menikah.
Lalu jika sudah menikah tidak bisa membahagiakan orang tua dan adik-adik? Tidak selalu. Menikah bukan lantas menjadi pemisah antara anak dan orang tuanya. Setelah menikahpun kita tetap bisa berbakti pada orang tua. Menikah tidak serta merta menghilangkan bakti kepada orang tua. Sebaliknya, menikah bisa saja akan menjadi salah satu yang menyenangkan bagi orang tua. Mereka memiliki menantu dan menimang cucu, itu idaman setiap orang tua.
Mengabdikan diri kepada orang tua tidak lantas membuat kita membuang keinginan untuk menikah. Bilamana sudah beberapa tahun membantu orang tua, sudah dirasa cukup sementara, tidak ada kebutuhan besar lainnya yang dibutuhkan orang tua, tidak ada salahnya mulai memikirkan masa depan. Apalagi kalau sudah menyiapkan sedikit tabungan bagi orang tua dan bisa menikah dengan biaya sendiri tanpa membebani Bapak dan Ibu. Menikah bisa dilakukan. Bantuan untuk orang tua tidak akan terputus dan berhenti sampai disini.
Peranan Penting Calon Suami Yang Memiliki Naluri Kasih Sayang dan Paham Agama
“ Seseorang yang hatinya cenderung dipenuhi kasih, tiada terbesit dalam jiwanya membatasi kewajiban anak kepada orang tuanya dan tidak pula akan mengurangi hak orang tua terhadap anaknya”
Oleh karena itu, memiliki calon suami yang memahami harapan Sobat dan menerima kondisi keluarga adalah sebuah langkah yang tepat. Hampir dipastikan dia akan mendukung karena dia juga memiliki rasa sayang kepada kedua orang tuanya. Ditambah kalau dia memiliki ilmu agama yang baik, dia tidak akan melarang sesuatu yang baik. Dia paham betul akhlak kepada orang tua dan azab Allah bagi anak yang durhaka, yang membiarkan orang tua terlunta-lunta.
Menjadi suami isteri baginya berarti memiliki empat orang tua. Memperlakukan mereka dengan sama, tidak membedakan satu sama lain. Membantu tidak akan berhenti karena sudah menikah. Ketika memiliki masih bisa membantu orang tua sesuai dengan kemampuan. Itu bisa dilakukan secara terus menerus karena selama orang tua masih hidup maka hakikatnya menjadi tanggungan anaknya.
Jikapun setelah menikah diuji dengan keadaan keuangan sulit, pasti ada jalan keluar dan pengaturannya. Laki-laki berjiwa besar dia tidak akan main kasar baik dalam tindakan maupun dalam perkataan karena masalah harta.
Karena sejatinya setelah menikah akan ada 3 impian : impian suami sebagai seorang pribadi, impian isteri sebagai seorang pribadi dan impian bersama suami isteri. Semua impian itu akan terkolaborasi dengan beberapa penyesuaian dan kerjasama yang harmonis.
Terakhir, komunikasi menjadi yang terpenting disini. Sebelum memutuskan menikah, ceritakan dan beritahulah calon suamimu tentang dirimu dan harapan-harapanmu untuk keluarga. Mudah-mudahan dia bisa memaklumi dan mendukung niat muliamu.
Jika dia meninggalkan karena niatmu ingin berbakti kepada keluarga dan dia tidak suka masih memikirkan orang tua setelah menjadi isterinya, tidak usah bersedih. Mungkin itu lebih baik karena hatinya begitu miskin kepedulian untuk keluarga dan tiada kemurnian cinta. [HW/Yefra Desfita Ningsih]
Muslimah memakai baju nikah. Photo via weddingideatips
Membantu Ibu Bapak Merupakan Keputusan Mulia
Membalas jasa kedua orang tua merupakan sebuah kewajiban setiap anak. Namun bukan berarti kita juga harus tidak menikah karenanya. Bagaimanapun menikah adalah sunnatulllah yang mana melakukannya adalah Ibadah. Sebagai wanita, kita ditakdirkan menjadi seorang istri dan insyaallah menjadi seorang ibu. Hal tersebut hanya bisa diwujudkan dengan menikah.
Lalu jika sudah menikah tidak bisa membahagiakan orang tua dan adik-adik? Tidak selalu. Menikah bukan lantas menjadi pemisah antara anak dan orang tuanya. Setelah menikahpun kita tetap bisa berbakti pada orang tua. Menikah tidak serta merta menghilangkan bakti kepada orang tua. Sebaliknya, menikah bisa saja akan menjadi salah satu yang menyenangkan bagi orang tua. Mereka memiliki menantu dan menimang cucu, itu idaman setiap orang tua.
Mengabdikan diri kepada orang tua tidak lantas membuat kita membuang keinginan untuk menikah. Bilamana sudah beberapa tahun membantu orang tua, sudah dirasa cukup sementara, tidak ada kebutuhan besar lainnya yang dibutuhkan orang tua, tidak ada salahnya mulai memikirkan masa depan. Apalagi kalau sudah menyiapkan sedikit tabungan bagi orang tua dan bisa menikah dengan biaya sendiri tanpa membebani Bapak dan Ibu. Menikah bisa dilakukan. Bantuan untuk orang tua tidak akan terputus dan berhenti sampai disini.
Peranan Penting Calon Suami Yang Memiliki Naluri Kasih Sayang dan Paham Agama
“ Seseorang yang hatinya cenderung dipenuhi kasih, tiada terbesit dalam jiwanya membatasi kewajiban anak kepada orang tuanya dan tidak pula akan mengurangi hak orang tua terhadap anaknya”
Oleh karena itu, memiliki calon suami yang memahami harapan Sobat dan menerima kondisi keluarga adalah sebuah langkah yang tepat. Hampir dipastikan dia akan mendukung karena dia juga memiliki rasa sayang kepada kedua orang tuanya. Ditambah kalau dia memiliki ilmu agama yang baik, dia tidak akan melarang sesuatu yang baik. Dia paham betul akhlak kepada orang tua dan azab Allah bagi anak yang durhaka, yang membiarkan orang tua terlunta-lunta.
Menjadi suami isteri baginya berarti memiliki empat orang tua. Memperlakukan mereka dengan sama, tidak membedakan satu sama lain. Membantu tidak akan berhenti karena sudah menikah. Ketika memiliki masih bisa membantu orang tua sesuai dengan kemampuan. Itu bisa dilakukan secara terus menerus karena selama orang tua masih hidup maka hakikatnya menjadi tanggungan anaknya.
Jikapun setelah menikah diuji dengan keadaan keuangan sulit, pasti ada jalan keluar dan pengaturannya. Laki-laki berjiwa besar dia tidak akan main kasar baik dalam tindakan maupun dalam perkataan karena masalah harta.
Karena sejatinya setelah menikah akan ada 3 impian : impian suami sebagai seorang pribadi, impian isteri sebagai seorang pribadi dan impian bersama suami isteri. Semua impian itu akan terkolaborasi dengan beberapa penyesuaian dan kerjasama yang harmonis.
Terakhir, komunikasi menjadi yang terpenting disini. Sebelum memutuskan menikah, ceritakan dan beritahulah calon suamimu tentang dirimu dan harapan-harapanmu untuk keluarga. Mudah-mudahan dia bisa memaklumi dan mendukung niat muliamu.
Jika dia meninggalkan karena niatmu ingin berbakti kepada keluarga dan dia tidak suka masih memikirkan orang tua setelah menjadi isterinya, tidak usah bersedih. Mungkin itu lebih baik karena hatinya begitu miskin kepedulian untuk keluarga dan tiada kemurnian cinta. [HW/Yefra Desfita Ningsih]
Anak Perempuan Sulung, Membantu Orang Tua dan Keluarga Dulu Atau Menikah?
4/
5
Oleh
Editor