Minggu, 04 Oktober 2015

Raga Memang Masih Hidup Tapi Mungkinkah Hati Telah Mati?Ini Tanda-Tandanya

Raga Memang Masih Hidup Tapi Mungkinkah Hati Telah Mati?Ini Tanda-Tandanya

Baca Juga

HIJABERSWORLD.COM---Sobat, hati adalah tempat di mana keimanan kita berpaut. Hati adalah tempat di mana kita merasakan manisnya iman, merasakan takut akan dosa dan tempat kita mempertimbangkan baik dan buruk suatu perbuatan. Bukan harta, tahta atau pun rupa yang paling penting kita jaga, melainkan hati agar tetap mulia.

Ilustrasi hati yang mati. Photo via Cafleurebon


Bahkan Sobatku, baik  buruknya hati akan tercermin pada jasad kita. Secantik apa pun kita, jika hati sudah tidak baik, maka tidak ada kecantikan alami yang akan terpancar. Sebaliknya rupa yang biasa-biasa saja bisa mempesonakan mata yang memandang karena cahaya iman yang ia pelihara di dalam hatinya.

Rasulullah bersabda, “...Bahwa dalam diri setiap manusia terdapat segumpal daging, apabila ia baik maka baik pula seluruh amalnya, dan apabila ia itu rusak maka rusak pula seluruh perbuatannya. Gumpalan daging itu adalah hati.” (HR. Imam Al-Bukhari)

Hati kita adalah cerminan keimanan kita kepada Allah. Orang yang hatinya selalu mengingat Allah akan selalu berusaha memberikan yang terbaik di hadapan Allah. Sebab ia takut akan murka Allah. Allah bahkan menyebutkan posisi penting hati untuk menandakan apakah seseorang beriman atau tidak.

Sesungguhnya orang-orang yang beriman (sempurna imannya) ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Allahlah mereka bertawakkal (berserah diri).” (QS. Al-Anfaal: 2)

Subhanallah, hanya dengan disebut nama Allah saja hati mereka sudah bergetar, apalagi disebutkan nikmat Allah atau bahkan ancaman Allah terhadap manusia yang lalai dalam beragama. Semoga kita termasuk ke dalam golongan yang bergetar hatinya ketika disebut nama Allah ya Sobat.

Apakah kita termasuk manusia yang mati hatinya?

Sobatku, tak sedikit juga di antara kita yang hatinya sudah mati. Bagaimana hati yang sudah mati? Sebagaimana jasad, jika hati sudah mati maka hati tidak akan bisa merasakan  apa-apa lagi. Hati yang mati tidak lagi merasakan betapa manisnya iman, betapa syahdunya  mengingat Tuhan, dan bahkan tidak lagi merasakan takut akan dosa. Tidak ada lagi fungsi yang bisa mengontrol perasaan mereka. Fungsi hati telah terganti oleh akal dan nafsu, hingga hanya kesenangan akal dan nafsu yang menjadi prioritas mereka.

Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?.” (QS. Al Jaatsiyah : 23)

Dalam  Q.S Al-baqarah Allah mengancam orang yang hatinya tertutup dengan siksaan yang besar.

Allah Telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup  dan bagi mereka siksaan yang besar.” (QS.Al-Baqarah : 7)

Betapa Allah sangat tidak menyukai hambanya yang menjadikan nafsu dan akal semata sebagai pedoman hidup mereka di dunia. Jika hati sudah mati dan nafsu sudah berkuasa akan banyak keburukan yang akan terjadi. Tentu saja semuanya mendapat ganjaran dari Allah di akhirat kelak.

Lalu bagaimana sebenarnya tanda-tanda hati yang sudah mati?

Jika hati sudah mati maka segala tindak tanduk di dunia sudah tidak lagi berjalan di dalam koridor agama. Kenapa bisa demikian? Karena mereka tidak lagi peka akan Allah, meraka tidak takut dosa.

Dalam kitab  Hilyatul Auliya’ VII/426, Jâmi Bayân Al-‘Ilmi wa Fadhlihi No.1220 dan Al-I’tishom I/149 sebagaimana dilansir dari Abu Fawazz, diceritakan oleh Ibrahim rahimahullah bahwa Ibrahim
bin Adham rahimahullah pernah suatu ketika berjalan di sekitar pasar Kota Bashrah.

Tak lama kemudian, orang-orang bertanya kenapa Allah tidak pernah mengabulkan doa-doa mereka. Ibrahim bin Adham rahimahullah kemudian menjawab “Wahai penduduk Bashrah, yang demikian itu karena hati kalian telah mati disebabkan sepuluh perkara.”

Apa saja sepuluh penyebab tersebut?

Pertama : “ Kalian mengenal Allah. Namun kalian tidak menunaikan hak-Nya.
Kedua: “ Kalian membaca Kitabullah (Al-Quran Al-Karim). Namun kalian tidak mengamalkan apa yang terkandung di dalamnya.
Ketiga : “ Kalian mengaku cinta kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Namun kalian meninggalkan tuntunannya.”
Keempat : “Kalian mengatakan benci dan memusuhi syetan. Namun kalian justru selalu menyepakati dan mengikutinya.
Kelima : “Kalian mengatakan, ‘kami cinta surga’. Namun kalian tidak beramal untuk mendapatkannya.
Keenam : “Kalian mengatakan, ‘kami takut masuk Neraka’. Namun kalian justru menggadaikan diri kalian dengannya.
Ketujuh : “Kalian mengatakan, ‘sesungguhnya kematian pasti akan datang’. Namun kalian tidak mempersiapkan diri untuk menyambutnya.
Kedelapan : “Kalian sibuk mencari aib saudara-saudara kalian. Namun lalai dari aib diri kalian sendiri.
Kesembilan : “Kalian memakan kenikmatan dari Rabb kalian. Namun kalian tidak pernah mensyukurinya.”
Kesepuluh : “ Kalian menguburkan orang mati diantara kalian. Namun kalian tidak mau mengambil pelajaran darinya.

Sesungguhnya bukan mati raga yang harus kita takutkan, melainkan matinya hati.  Semoga kita bukan termasuk pada golongan yang hatinya mati ya Sob dan terhindar dari pendengaran dan penglihatan yang dibutakanNya. []

Penulis : Yefra Desfita Ningsih

Related Posts

Raga Memang Masih Hidup Tapi Mungkinkah Hati Telah Mati?Ini Tanda-Tandanya
4/ 5
Oleh